/ -->

Persiapkan Karena Menikah itu Mistaqan Ghaliza

Konten [Tampil]
Persiapkan Karena Menikah itu Mistaqan Ghaliza



Persiapkan Karena Menikah itu Mistaqan Ghaliza - Menikah itu karena ibadah. Dalam Al Qur'an Allah telah memberikan 3 perjanjian kuat (mitsaqan Ghalizan) salah satunya kepada 2 orang insan yang akan melaksanakan pernikahan. 

Visi pernikahan dalam Islam adalah menimba banyak pahala melalui aktivitas berumah tangga. Menjauhkan diri dan keluarga dari api neraka, dan akhirnya berusaha meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 

Bila seseorang memiki visi seperti ini insya Allah hari-hari yang dilaluinya setelah menikah akan berusaha dihadapi sesuai dengan hukum-hukum Islam. 

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalaam bersabda : "Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)." (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil ). 

Harus tahu hukum-hukum pernikahan seperti rukun nikah, kewajiban memberikan mahar. Rasulullah SAW bersabda mahar yang sedikit lebih utama. 

Sederhanakan pernikahan. Bahwa sejatinya pernikahan yang biasa dijumpai diberbagai daerah ada tradisi atau budaya. Bukan sebuah kewajiban dalam islam. 

Lebih baik dalam melakukan walimatul ursy tidak berlebihan tidak hutang sana sini menyebabkan hutang dimana-mana sungguh tidak di rekomendasikan. 

Cinta saja tidak cukup untuk mengantarkan mahligai pernikahan. Apa sudah selesai dengan diri sendiri? Sudah siap mentalnya? Jangan-jangan belum siap. Jangan pernah membayangkan pernikahan yang bahagia saja bak film romantis atau ala-ala drama korea. Ekpetasinya dikurangi. Menikah diperlukan mental. 

Kenapa? Hayo kenapa? Karena setelah menikah, kita akan dihadapkan dengan seseorang yang jelas-jelas beda kultur budaya, keluarganya, kebiasaan baik dan buruknya dia. Setiap hari bahkan setiap detik akan berhadapan dengannya. 

Siapkah mentalmu? Siap-siap untuk menerima kekurangan dan kelebihan yang di miliki pasangan. Jalan pikiran berbeda harus pintar-pintar dalam berkomunikasi saling terbuka satu sama lain. 

Hal yang perlu diketahui adalah dalam pernikahan ada hak dan kewajiban. Jangan pernah nuntut hak jangan egois. Harus memenuhi setiap hak pasangan masing-masing. Pernikahan adalah sebuah perjanjian yang kuat oleh dua insan di hadapan Allah Ta'ala. 

Pernikahan adalah sebuah perwujudan kebahagiaan menuju dunia dan akhirat. Pernikahan adalah sebuah jembatan untuk terus bertumbuh dan belajar dalam mengarungi kehidupan. 

Pentingnya kerjasama satu sama lain. Bukan hanya aku dan aku tapi kita kami. Ketika seseorang memutuskan menikah, maka dia telah menjadi bagian dari tim kehidupan. Bukan hanya dirinya sajalah yang akan di urus di rawat tapi ada suami dan anak. 

Tidak jarang setiap insan yang akan menikah lebih aware terhadap persiapan diri menuju gerbang pernikahan. Meninggalkan bahkan merubah kebiasaan-kebiasaan buruk agar mendapatkan jodoh yang baik. Bagaimana dengan persiapan batinnya? 

Bukan dalam pernikahan saja setiap hari pun membutuhkan siraman spiritual dalam kehidupan. Menikah adalah ibadah. Ibadah terlama maka dari itu, persiapkan ruhiyahnya terlebih dahulu. 

Kalau zaman sekarang lebih di istilahkan kata hijrah agar bisa mendapatkan jodoh yang sholih dan sholihah. Boleh saja hijrah menjadi baik sebelum menikah, tapi tata niatnya dulu jangan karena ingin menikah berubah drastis dekati Allah terus. 

Saat sudah menikah beda lagi cerita. Membersihkan hati untuk selalu menautkan niat ibadah hanya kepada Allah tidak menyimpang. Hijrahlah karena Allah bukan karena mahluk. Memang persiapan spiritual harus dibenahi mulai darimana tentunya dari shalat dulu. Apakah selama ini shalatnya sudah benar? Wudhunya sudah benar? Jangan-jangan belum sempurna.

Fase persiapan spiritual dipersiapkan untuk meningkatkan kualitas diri dari segi ibadah mahdhah maupun ghoir mahdhah. Perbaikan kualitas ibadah sebelum menikah di lakukan. 

Ikhtiar dan berdoa kepada Allah agar diberikan suami sholeh atau istri yang sholehah menjadi penyejuk hati. Perbanyak ilmu tentang pernikahan, rumah tangga sesuai syariat islam dan seputar keluarga istilahnya parenting. Ketika kita sudah dibekali ilmu, insya Allah dalam menjalankannya pun tidak serumit yang dibayangkan karena sudah tahu caranya dan ilmunya. 

Tetap istiqomah dalam kebaikan. Selain itu, perlu kita menjaga kesucian diri sampai tiba waktunya untuk dipertemukan dalam ikatan halal.

Jangan sampai berkomunikasi secara intens terhadap calon pasangan kita. Jaga selalu penantian itu dengan saling menjaga diri satu sama lain. Bukankah menikah yang di ridhoi dan di berkahi Allah adalah suatu dambaan setiap insan? 

Tentunya ya jelas. Absolutely. Terkadang godaan syetan tidak akan pernah berhenti. Ada saja terbesit dalam hati untuk selalu berkomunikasi walaupun hubungannya belum halal. 

Ingat dan sadar jangan terpedaya oleh godaan syetan. Tetaplah teguh pendirian, sebelum halal tidak ada komunikasi yang intens. Selain itu waktu pelaksanaan meminang hingga pernikahan jangan terlalu lama.

Sebaiknya dipersingkat itu lebih utama. Tujuannya apa? Agar menjaga kesucian niat. Setelah niat sudah di setting dengan kuat hingga bekal ilmu pernikahan sudah siap dan mantap, tak lupa persiapan jasmaninya.

Memeriksa kesehatan sedini mungkin apakah ada penyakit atau tidak, jika ada segera obati sedini mungkin agar tidak menjadi masalah saat berumah tangga. Setelah membaca persiapan menikah diatas, sudah siap untuk menikah?

0 Response to "Persiapkan Karena Menikah itu Mistaqan Ghaliza"

Post a Comment

Mohon berkomentar dengan bijak. Berkomentar menggunakan link hidup otomatis akan di hapus. Terima kasih ^_^