/ -->

Cerpen: Buku Catatan Karya Ade Lisna

Konten [Tampil]
Cerpen: Buku Catatan Karya Ade Lisna


Buku Catatan

Linimasaade.com - Siang itu matahari terik sekali, Sarah beserta dua sahabatnya Fani dan Wina baru saja pulang sekolah dengan berjalan kaki sambil bercanda. Hari senin merupakan hari yang paling menyebalkan bagi mereka karena seragam yang di kenakan berupa jilbab lebar, dengan baju berwarna putih dan rok berwarna coklat. Sekolah nya adalah sekolah sma swasta di salah satu kota Bandung.
“Aduh panas sekali," keluh Fani.

“Beli minum aja yuk biar segggeerrr... haha,” Ucap Sarah.
Memang Sarah terkenal periang dan suka memberikan solusi yang sangat menyenangkan, lalu mereka membeli minum di warung yang dekat sekolah warungnya itu tidak besar namun lengkap sekali makanan dan minumannya.

“Pak ujang beli jus biasa yah." pinta Wina. Mereka adalah pelanggan setia warung pak Ujang “Siap neng." Jawab pak Ujang.
Pagi hari Sarah sangat bersemangat untuk bersekolah, kali ini dia memakai sepatu baru karena sepatunya sudah rusak.

“Mamah, sarah berangkat dulu yah”, sambil mencium tangan Mamah. “Iya hati-hati nak."Jawab Mamah.
Sarah berangkat sekolah bersama Fani, karena rumah mereka berdekatan. Lalu mereka berjalan menuju sekolah sambil asyik mengobrol tanpa henti, maklum mereka sudah bersahabat sejak TK, jadi tidak heran kalau mereka sangat akrab dan dekat.

Sesampainya di sekolah, kini Sarah belajar matematika pelajaran yang sangat dia tidak suka. Namun, dia sangat menyukai gurunya karena sangat baik dan selalu memberikan cerita inspiratif di sela-sela pelajaran. Nama gurunya adalah Pak Mansyur merupakan lulusan Universitas luar negeri yang sangat terkenal di Malaysia.

"Hari ini kita kedatangan siswa baru dari Gontor. “jelas pak mansyur.
“Wah asyik dong pak bisa dikerjain," Sarah dengan tertawa.
“ Wush kamu ini Sarah ada-ada aja." Jawab Pak Mansyur. Semua di kelas tertawa akibat sikap polosnya.

“Baik nak, silakan perkenalkan namamu.” Tegas Pak Mansyur.
“Assalamu’alaikum nama saya Gibran Al Fatih saya berasal dari Surabaya pindahan dari Pesantren Gontor terima kasih." 

Baca Juga: Cerbung Menantu Pembawa Sial 

Gibran merupakan perawakan jawa-sunda dengan tubuh tinggi, hidung mancung, berkumis tipis dan berkulit putih dan memakai peci hitam.
“Baik nak Gibran silakan duduk di belakang Sarah.” Pak mansyur sambil menunjuk tempat duduk.
“Wah kamu anak Gontor yah, salam kenal yah, nama ku Sarah kalau ada apa-apa tanyakan saja,“ sambil menengok ke belakang.
“Baiklah”. Jawab gibran.
Teng...teng ..teng

Bel Jam istirahat telah berbunyi, semua siswa keluar dengan riang karena momen inilah yang di tunggu-tunggu jika mata pelajarannya sangat tidak asyik.
“Mau makan dimana? tanya Wina
“Hmm... ke warung Pak Ujang yuk, kali ini ajak gibran kasihan dia gak ada temannya,” jawab Sarah “Cie-cie ni anak udah mulai akrab nih dengan doi,” goda Fani. “apaan sih, jangan berfikir macam-macam!”Sarah menggerutu.
“Gibran mau makan bersama?” Tawar sarah
“Iya terimakasih sebelumnya, saya sedang berpuasa.” ramah Gibran.
Sarah sangat malu karena dia jarang bahkan tidak pernah puasa senin-kamis. Lalu dia pergi menemui temannya hanya Gibran yang tinggal sendirian di kelas sambil membaca buku.

Seusai pulang sekolah, Sarah pergi ke toko buku tanpa di temani kedua sahabatnya karena Wina sibuk membantu ibunya membuat kue untuk pesanan, sedangkan Fani sibuk ekstrakulikuler karate, jadi dia harus pergi sendiri ke toko buku.

Sarah pergi ke toko buku dengan angkot merah kali ini angkotnya masih kosong jadi dia harus sabar menunggu. Sarah suka membaca novel, stok novel dirumahnya sudah habis, dia menyukai banyak genre kecuali horror. Setiba di toko buku, Sarah melihat gibran.

“Itu gibran bukan ya?” Tanya heran.
” Sepertinya iya,“  Lalu Sarah memanggil Gibran dan mereka duduk bersama.
” Kamu beli buku apa Gibran ?” Ucap Sarah.
“Hanya melihat-lihat dulu belum ada yang ingin aku beli.“ Jelas Gibran

Ketika mereka berbincang, tiba-tiba Gibran pingsan. Sarah panik kenapa Gibran pingsan tanpa alasan. Akhirnya sarah kesana-kemari mencari pertolongan kepada petugas untuk di bawakan ke rumah sakit. Saat di perjalanan wajah Gibran sangat pucat pasi, meskipun Gibran merupakan siswa baru di sekolah itu, namun empati Sarah sangat tinggi terhadap temannya.

Setiba di rumah sakit, Gibran langsung dibawa ke UGD butuh perawatan intensif. Sarah kesana-kemari tidak tidak tahu harus berbuat apa.
“ Apakah Anda keluarga pasien?” tanya suster
“Bu..bukan sus, saya temannya.”
“Apakah mbak sudah menghubungi keluarganya?”
“Belum sus, saya tidak tahu nomor keluarganya karena dia merupakan siswa baru di sekolah.” Nada kecewa
“Ini tas pasien tadi, siapa tahu ada ponsel nya yang bisa di hubungi pada keluarganya.”
“Baik suster.” penuh pengharapan.

Lalu sarah membuka tasnya Gibran mencari tahu apa ada ponselnya,
“Ini dia,”
Sarah langsung mencari nomor kontak keluarganya.
”Aduh apa yah nama ibu bapaknya gak ketemu." Sarah menggerutu.
Akhirnya dia menemukan kontaknya dengan sebutan Abi dan Umi. Sarah mencoba menelepon ke Uminya Gibran, Sarah memberitahukan bahwa Gibran masuk ke rumah sakit ketika di toko Buku. Lalu Umi langsung segera pergi ke rumah sakit,ketika mengetahui bahwa anaknya sedang di rumah sakit. Setiba dirumah sakit
“Apakah anda keluarganya Bibran?” tanya Sarah
 “Iya nak, anda siapa?”
“saya Sarah yang tadi telepon ibu, ini tasnya Gibran, Gibran sedang di rawat di UGD.”
Umi dan Sarah berbincang tentang bagaimana kronologi Gibran pingsan. Maka tidak heran Umi tidak terlalu shock karena Gibran suka pingsan.

Umi menceritakan bahwa Gibran menderita penyakit leukimia sejak SMP. Sarah menutup mulut tidak percaya bagaimana bisa seorang Gibran mempunyai penyakit yang mematikan itu. Sarah  berfikir, itu alasannya Kenapa Gibran pindah dari Gontor.

Padahal Gontor adalah pesantren modern yang tidak ragukan lagi sistem pendidikannya.
”Padahal dia adalah anak yang berbakti kepada orang tua tidak pernah membantah, kami sayang padanya.” Umi menangis
Di lorong UGD itu lengang seketika ketika dokter keluar dari pintu UGD, Umi langsung dengan cekatan menemui dokter ingin menanyakan keadaan Gibran. Dokter menyatakan bahwa dia mempunyai penyakit leukimia stadium 2 harus membutuhkan perawatan serius jika tidak nyawalah pertaruhannya.

Saat terbesit di pikiran Sarah bahwa dia sedang berpuasa sekarang.
" Apakah Umi tahu bahwa Gibran sekarang berpuasa? Tanya sarah
“Memang dia selalu rajin puasa nak Sarah, Umi selalu mendesaknya agar jangan puasa dulu sebelum dia sembuh, tapi dia selalu puasa senin-kamis semoga dia baik-baik saja.
”Saat itu Sarah merasa keheranan dan penuh dengan pertanyaan anak muda yang tampan, orang yang berada, sholeh  dan sabar atas penyakit yang ditimpakan kepadanya, benar-benar luar biasa.

Kekaguman Sarah pada diri Gibran bukan pada fisiknya tetapi kekayaan ahlak yang dia miliki,, meskipun baru pertama kali bertemu, namun Sarah mempunyai pandangan tersendiri terhadap Gibran yaitu kepribadian yang membawa keteduhan hati. Saat itu sarah mulai mempunyai rasa pada Gibran. baru pertama kali dia menyukai seorang pria, tapi dia tidak berani untuk mengungkapnya karena dia tahu bahwa Gibran adalah lelaki sholeh yang tidak akan pernah diajak namanya pacaran.
“Aduh sarah jangan bermimpi bangun.. bangun..” Ucap batin Sarah sambil menepuk-nepuk kedua pipinya.

“Oke anak-anak sampai disini pelajarannya”. Ucap Pak Fuad
Setelah seminggu di rawat Gibran sudah kembali sekolah. Padahal dia harus di rawat dengan serius dan perlu banyak istirahat.
“Gibran bukannya kamu harus banyak istirahat kenapa kamu sekolah?” sambil mengerutkan dahi
“Aku tidak apa-apa, kemarin hanya sakit ringan” sambil pergi keluar kelas.

Sarah menggerutu jelas-jelas Gibran mempunyai penyakit serius,dia bilang penyakit ringan.
“Kenapa Sarah, akhir-akhir ini kamu selalu perhatian padanya, jangan-jangan kamu suka sama dia.” senyum sinis Wina dan Fani hanya tersenyum ketika wina mengatakan hal itu.
Sarah mengelak ketika 2 sahabat menanyakan perihal sikapnya akhir-akhir ini kepada Gibran. Untuk kali ini sarah tidak berani mengakui bahwa dia menyukainya, karena sahabatnya tahu bahwa sarah susah sekali untuk jatuh cinta. Sarah hanya memendam perasaanya dan mengungkapkannya di buku catatan harian nya.

Sebuah Pertemuan

“Ketenangan hati, mungkin itulah yang aku rasakan saat ini, tak ada alasan bahwa aku menyukainya. Tapi saat ini kusimpan rapat-rapat rasa ini. Aku yakin bahwa jika aku mengungkapnya pasti akan sakit rasanya,karena jawabannya adalah tidak akan diterima. Lebih baik seperti ini memperhatikan tanpa menunjukan rasa suka. Agar tidak ada jarak diantara aku dan dia. Jika suatu hari dia adalah masa depanku, akan aku jaga dan berbenah diri menjadi pribadi yang lebih baik, namun jika dia adalah masa laluku maka akan aku lupakan semuanya. Tapi aku sangat yakin bahwa dia adalah masa depanku.

Seusai menulis di buku catatannya, Sarah hanya senyum-senyum sendiri, entahlah mungkin dia terjangkit virus merah jambu. Baru pertama kali dia merasakan hal seperti ini. Sarah tidak akan pernah menunjukan rasa sukanya kepada siapapun terutama kepada orang tuanya, karena sarah ingat pesan orang tuanya bahwa dia tidak boleh pacaran kecuali dengan menikah dan pacaran akan mengganggu sekolahnya.

Orang tua sarah sangat ketat dalam hal mendidik anak-anaknya. Meskipun sarah sikapnya suka menjahili teman-temannya ketika di sekolah, tapi kepatuhan kepada orang tuanya sangat dia hormati atas apa yang diputuskan orang tuanya.
“Tok-tok, bruk-bruk.” Suara gerbrakan pintu
“Semua harus tinggalkan rumah ini karena rumah ini akan kami sita!”

Pagi-pagi buta keluarga Sarah di kejutkan dengan pesuruh Juragan Salim, renternir yang terkenal di kelurahan itu. Ayah sarah mempunyai utang kepada Juragan Salim sebesar 50 juta rupiah dan tiap tahun bunganya terus meningkat, dan ayah sarah tidak mampu untuk membayarnya.
“Ayah ada apa ini ini? Kenapa terjadi seperti ini kepada keluarga kita,” Sarah menangis tersedu-sedu “Sabar nak, maafkan Ayah belum bisa bahagiakan kalian.”Sambil merangkul Sarah.
“Ayah jangan bicara seperti itu bagiku Ayah sudah memberikan kebahagiaan yang tak ternilai harganya.”

Di sekolah semua siswa termasuk pak Mansyur bertanya kenapa anak nyeleneh (julukan untuk Sarah) tidak masuk ke sekolah.
“Fani apa kamu tahu kenapa hari ini sarah tidak masuk sekolah?”  sambil berdiri dan menangis Fani menjawab
”Iya Pak, saya tahu hari ini dia tidak masuk sekolah karena rumahnya di sita dan dia akan menetap di keluarganya yang berada di Jawa tengah, tapi pastinya dia tidak akan kembali ke bandung.” Tuturnya.

Mendengar kabar itu semua siswa merasakan kesedihan karena Sarah adalah sosok orang yang polos, baik hati, meskipun sikapnya membuat orang kesal tapi dia sangat disukai. Setelah mendengarkan penjelasan Fani Pak guru langsung mengangguk.
”Baik anak-anak sudah sampai disini pelajarannya.” Ucap Pak Mansyur.
Ketika istirahat, tiba-tiba Gibran menanyakan Sarah kepada Wina dan Fani yang sedang berbincang tentang keadaan Sarah.
Gibran menanyakan apakah sarah akan pindah sekolah, lalu Fani menceritakan bahwa Sarah akan pindah sekolah dan tidak akan kembali.
“Oh iya Gibran, ini ada titipan dari Sarah, ini hanya buku catatan biasa tentang pelajaran katanya jika kamu memerlukannya dan jangan lupa jaga baik-baik.” Ujar Fani.

Baca juga: Wedding Agreement

Lalu Gibran mengangguk. Setelah sampai di rumah, Gibran langsung membaca buku catatan Sarah yang di berikan Fani. Pada halaman pertama bertuliskan catatan penting di setiap mata pelajaran, dibuka halaman satu persatu tak ada yang istimewa. Lalu gibran membuka lagi halamannya, dia terkejut ketika ada beberapa catatan harian Sarah yang ada di buku catatan itu.
” Dia menyukaiku? Apa yang dia suka dariku?” Tanya heran.
Gibran tidak habis pikir kenapa selama ini ada yang menyukainya dengan seperti ini. Dengan mata yang tajam gibran sangat cermat ketika membaca tulisan sarah. Dia sekarang sudah tahu bahwa sarah menyukainya, tapi sekarang Gibran tidak bisa bertemu dengannya karena dia tidak akan pernah kembali ke Bandung. Gibran menandai kalimat “Tapi aku sangat yakin bahwa dia adalah masa depanku.” Menggunakan stabilo hujau.

Kehidupan baru Sarah di mulai sejak rumahnya di sita 5 tahun yang lalu. Sekarang Sarah adalah seorang mahasiswa Teknik Arsitektur di salah satu perguruan tinggi yang berada di Malang.
Pada saat kejadian itu, Sarah baru sma kelas 2 dan belum pernah lagi ke Bandung. Sarah sempat hilang kontak dengan sahabat-sahabatnya karena sejak penyitaan itu tidak ada lagi yang tersisa hanya pakaian dan buku-bukunya.

Dia ingat bahwa mamahnya menyimpan telepon rumah Fani dan akhirnya Sarah bisa menghubungi kedua sahabatnya Fani dan Wina. Wina dan Fani kuliah di Perguruan tinggi negeri di Bandung.
Fani mengambil jurusan bahasa arab sedangkan Wina mengambil Hubungan internasional. Mereka merupakan mahasiswa semester 6, Namun keakraban mereka begitu erat.

Saat di layar Skype Sarah menanyakan perihal Gibran.
”Gibran kuliah dimana?” Dengan cekatan Fani menjawab.
“Aduh... Sarah kamu masih ingat dia? Haha,selepas perpisahan dia menceritakan bahwa dia akan kuliah di Surabaya dan rumahnya juga pindah kesana, karena pekerjaan ayahnya di pindahkan ke Surabaya.” Tutur Fani
“Iya Sarah, setelah kamu pindah ke jawa, Gibran sepertinya murung saja di kelas, apa jangan-jangan dia suka sama kamu Sarah” disambung Wina.

“Kalian bisa aja nih dari dulu hingga sekarang masih aja bicara ngawur.” Sarah tertawa.
Lalu Sarah mulai berterus terang bahwa sebenarnya dulu pertama Gibran datang ke sekolah itu Sarah menyukainya. Ternyata tebakan sahabatnya benar, Sarah memang menyukainya dan tidak pernah mengungkapkannya. setelah cerita panjang lebar, Sarah baru ingat bahwa buku catatan yang di titipkan ke fani untuk gibran ternyata ada curahan isi hatinya pada Gibran. Dia lupa untuk merobeknya karena tidak sempat.

Pikirannya jadi kacau dan mulai bingung bagaimana kalau dia tahu sebenarnya.
” Sudahlah Sarah, tidak usah di pikirkan mungkin dia tidak membacanya,” Wina dengan nada yakin
“Tapi ... tapi... tapi... aduh jantungku berdegup kencang Fani Wina, bagaimana jika dia membacanya? Pasti aku malu sekali jika bertemu dengannya.”

Lalu Fani menenangkan Sarah bahwa dia tidak akan bertemu karena Sarah dan Gibran sudah lama tidak bertemu dan jaraknya pun sangat jauh.
Kini Gibran kuliah dan tinggal di surabaya dan penyakit leukimia yang di deritanya sudah di katakan sembuh total oleh dokter.

Di dunia kedokteran sangat langka jika salah satu pasien leukimia sembuh, rata-rata mereka meninggal. Namun, Gibran sudah membuktikannya bahwa dia bisa sehat kembali. Semenjak kuliah, Gibran sangat aktif dalam berorganisasi mulai dari mengikuti Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) dan menjadi ketua di berbagai UKM. Namun, ketaatannya dalam beribadah tetap ia jalankan. Dia masih seperti yang dulu hanya sikapnya mulai terbuka dan mudah berbaur dengan mahasiswa lainnya.

Acara kompetisi Teknik Arsitektur untuk perguruan tinggi Se-indonesia sudah di mulai. Kini, Universitas Gadjah Mada di tunjuk sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan acara ini. Tak ketinggalan Sarah mengikuti acara tersebut, dia menjadi wakil dari kampusnya beranggotakan 3 orang termasuk Sarah.

Sarah dengan menggunakan jilbab lebar abu, gamis hitam dan jaket almater kampusnya. Kini Sarah sudah berhijrah sejak kuliah di Malang. Dan menyibukan diri tanpa memikirkan perasaannya pada Gibran.
"Waw pesertanya banyak sekali,” Sarah terpukau. Sarah tidak menyangka pesertanya akan sebanyak ini,  dari berbagai Universitas elit datang untuk mengikuti acara ini. Mulai dari ITB, ITS, UI, UPI,UNPAD, UNAIR, Universitas Brawijaya, Universitas Purwokerto dan masih banyak universitas lainnya.

Penyeleksian kompetisi Teknik Arsitektur membutuhkan waktu yang sangat panjang, hingga akhirnya kampus Sarah masuk menjadi 10 karya nominator yang berhak mempresentasikan rancangan bangunan di depan empat orang juri arsitek professional dari institusi ternama di Indonesia.tidak pernah dia sangka-sangka akan ketahap yang penting ini.

”Alhamdulilah, Terimakasih Yaa Rabb.” Sarah mengucap syukur.
Dari ke 10 nominator peserta kompetisi di seleksi lagi masuk ke tahap final. Dan sarah lolos menjadi salah satunya. Yang lolos ke babak final yaitu kampus sarah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, ITS, dan UGM.

Ketiga kampus ini merupakan penentuan siapa yang menjadi juaranya. Setelah Sarah tampil untuk mempresentasikan hasil rancangannya, kini giliran ITS untuk mempresentasikannya.
Sarah memperhatikan satu persatu peserta dari ITS, lalu ada kejanggalan dalam hatinya. Sepertinya dia mengenal seorang laki-laki yang berpeci hitam dia mengingatkan kepada cinta pertamanya saat sma yaitu Gibran. Meskipun Sarah masih tebak menebak apa itu benar-benar Gibran.
“Masa Gibran? Hei Sarah kamu sudah lama tidak berjumpa, masa dia tiba-tiba ada, wake up- wake up!” batinnya bergumam.

Lalu mc menyebutkan satu persatu peserta dari ITS.
” Baiklah ini adalah wakil yang ketiga kita sambut mereka, Gibran Al Fatih, Rieke Sitomorang, Haikal Mubarok Al-Razaq."

Semua orang bertepuk tangan tanpa terkecuali Sarah jantungnya kini berdegup kencang. Dia memalingkan muka dari panggung podium. Sarah belum bisa memperkirakan bahwa itu adalah Gibran. Dia terus saja menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sampai kedua teman lomba nya keheranan.
” Lagi apa kamu Sarah? Main kucing-kucingankah?” Sambil tertawa.
Sarah tidak ambil pusing dengan ocehan teman-temannya dia hanya fokus menutup wajahnya dan menjauh dari panggung podium itu. Didepan podium Gibran melihat gerak-gerik Sarah. Sebenarnya Gibran sudah tahu bahwa dia itu adalah Sarah, dia sudah memperhatikan sejak Sarah masuk menjadi 10 nominator. sahabat Sarah, Wina dan Fani selalu memberitahukan perkembangan Sarah semenjak kuliah dan pada saat kompetisi ini, Gibran sudah lebih tahu bahwa Sarah juga mengikuti kompetisi.

Awalnya kaget bahwa Sarah juga mengiktui kompetisi tersebut. Bertahun-tahun tidak bertemu akhirnya akan di pertemukan di sebuah acara kompetisi tersebut.
Acara kompetisi telah selesai Juara pertama di berikan kepada UGM kedua ITS dan ketiga UIN Malang. Ketiga pemenang pun maju ke depan panggung podium dengan wakil masing-masing.
“Hai sarah apa kabar?” Gibran berbisik
“Ka..kamu siapa?Saya gak kenal anda!” Tegas Sarah
“Sudah Sarah, aku tahu kamu adalah Sarah teman sma ku dulu sejak di Bandung” jelas Gibran.
Setelah acara usai semua peserta pulang ke kampus tujuannya masing-masing. Sarah sudah tidak mengelak lagi bahwa gibran sudah tahu bahwa dia adalah Sarah.

“Baiklah Gibran, Bagaimana kabarmu?” Senyum simpul
“Alhamdulilah baik, tidak di sangka kita bertemu disini.”

Mereka saling berbincang membuka lembaran lama sejak mereka bertemu dan bercerita saat Gibran masuk rumah sakit. Tiba-tiba Gibran menanyakan apakah Sarah sudah menikah, mendengar kalimat itu sarah langsung tertawa dia mengatakan bahwa dia belum menikah, dan tidak ingin pacaran.

Kali ini nada Gibran terlihat tegas dan serius.
” Aku sudah tahu semua isi buku catatan itu Sarah, terutama perasaanmu padaku saat itu.
”Gibran menjelaskan bahwa dia tidak tahu bahwa Sarah menyukainya.
Dari pandangan Gibran Sarah adalah wanita kuat dan baik hati. Gibran juga merasakan hal sama pada waktu itu dia menyukai Sarah dan menutup rapat-rapat perasaannya.

Pada akhirnya ketegangan itu pecah ketika salah seorang teman sarah memanggilnya untuk pulang ke malang. Lalu Sarah izin pamit kepada Gibran, dan melambaikan tangan sampai naik mobil kampus. Mobil itu melaju sangat kencang.

“Aku lupa meminta nomor kontaknya!” Gibran sampai tidak ingat untuk meminta nomor kontaknya Sarah. Dia merasa menyesal kenapa sejak tadi berbincang tidak terbesit untuk menanyakan nomor kontaknya.

Setelah sebulan acara kompetisi itu,  Gibran berencana untuk melamar Sarah, bahkan akan menikah secepatnya sebelum wisuda. Perencanaan itu sudah di pikirkan matang-matang dan sudah di rundingkan dengan kedua orang tuanya. Orang tuanya tidak masalah atas keputusan Gibran untuk menikah muda.

Karena keluarga Gibran adalah keluarga terpandang dan religius. Bahkan dalam perencanaan pernikahan ini, Gibran melibatkan kedua sahabatnya Sarah untuk mengurusi pernikahannya. Sebelumnya dia meminta nomor kontak Sarah dan meminta alamatnya rumahnya di Malang kepada Fani.

Seusai kuliah, Sarah langsung pulang ke rumah. Sarah tiba-tiba kaget ada Gibran di rumahnya beserta orang tuanya.
“Ada apa ini yah?” Sarah keheranan. Gibran langsung menjelaskan bahwa kedatangannya adalah melamar sarah. Sarah langsung menepuk-nepuk pipinya hingga merah. Hingga ia tak percaya bahkan dia mencubit pipinya hingga merah.
“Tapi ini nyata Sarah” batinnya bergumam.
“Kenapa Ayah tidak memberitahuku?” Bisik Sarah
“Ini kejutan untukmu Nak,“ Ayahnya sambil tersenyum.

Orangtua Sarah dan orangtua Gibran sudah bertemu sebelumnya perihal lamaran ataupun pernikahan tanpa sepengetahuan Sarah.

 “Gibran, tapi aku masih kuliah belum lulus,” Ucap sarah
“Tidak masalah Sarah, Apakah kamu mau menjadi istri dunia dan akhiratku Sarah?” Gibran tegas
“Tapi, apa aku pantas untukmu Gibran?” Gibran dengan tegas berbicara kepada Sarah bahwa dia tulus untuk menikahinya.
“Kau tahu kan bahwa aku menanti sekali pernikahan ini.“ sambil berlinang air mata
“Aku menerimanya.” Ucap sarah

Semua yang berada dirumah itu menangis terharu dan mengucap syukur. Terjawablah sudah doa Sarah selama ini, karena dia menginginkan Gibran untuk menjadi masa depannya. Karena Sarah yakin bahwa cinta sejati tak akan pernah salah. Dan jodoh adalah masalah waktu, waktu kapan akan di temukannya, dan rencana Tuhan berakhir indah. Lalu sarah di peluk oleh kedua sahabatnya, mereka sangat terharu dan senang bahwa salah satu dari sahabatnya akan menikah dengan seseorang yang di idam-idamkannya.

Acara pernikahan pun berlangsung khidmat dan sederhana Sarah mengenakan baju pengantin syar’i sedangkan Gibran mengenakan baju gamis untuk laki-laki.  Acara resepsinya pun sederhana hanya orang terdekatlah yang di undang.































26 Responses to "Cerpen: Buku Catatan Karya Ade Lisna"

  1. Duh senang dan bahagia nih jadinya... Selamat ya Sarah dan Gibran. Pasang muda tapi punya pikiran jauh ke depan.
    Ditunggu cerita selanjutnya ya ....

    ReplyDelete
  2. Ko akumembayangkan Sosok perawakan Jawa Sunda, tinggi, hidung mancung, kumis tipis dan berpeci item hahhaa layaknya anak Gontor .

    Pertemuan Sarah dan Gibran akhirnya berakhir di pelaminan ya, tanpa ada pacaran, langsung menikah. Ah jadi mesem2 sendiri aku terbawa menjadi Sarah hahahhaa, namanya udah jodoh ga akan kemanaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak jodoh gak akan Kemana senang kalau Gibran dan Sarah nikah.

      Delete
  3. Zaman. S SMA bacaan ku majalah Anita dan cerita yang kayak gini nih yang bikin betah seharian karena wajib dibaca sampai habis, apalagi kalau happy ending hehe. Keren mbak ��

    ReplyDelete
  4. Gemes banget ceritanya duhh kak, ditunggu yah karya lainnya kak :3
    Akutu bayanginnya Gibran cowok sunda banget yang ganteng huahahha

    ReplyDelete
  5. seru baca ceritanya :) saya suka, kayak baca cerpen hehee ditunggu cerita lainnya ya mbak

    ReplyDelete
  6. Kebiasaan saya kalau baca cerpen gini, langsung ngebayangi gimana sih sosok yang ada di dalam cerpen tersebut. Kalau diumpamakan artis, paling pasnya mirip siapa. wkwkwk..

    ReplyDelete
  7. Akhir yang bahagia saat disatukan. Jadi penasaran kelanjutan ceritanya mbak apalagi jalan ceritanya ringan.

    ReplyDelete
  8. MasyaAllah, sukaaa karena happy ending :)
    di dunia nyata ada yang kayak gini gak ya? hehehh

    ReplyDelete
  9. Cerpennya bagus....
    cocok buat remaja ya mbak alur ceritanya.
    kalau saya lebih suka yang ada kisah misteriusnya :D

    ReplyDelete
  10. Pembaca pun happy karena melihat endingnya yang so sweet~
    Selamat berbahagia Sarah dan Gibran.

    Ditunggu kisah pasca menikah.

    ReplyDelete
  11. Gemes gemes gimana gitu baca ceritanya Mbak :) ditunggu kelanjutan ceritanya setelah mereka menikah gimana ya....

    ReplyDelete
  12. Wah cerpennya menarik mba, aku suka cerita yg happy ending 😂
    Btw cerita setelah pernikahan bgmn nih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum kepikiran cerita selanjutnya gimana tapi saya coba menulis lagi mbak.

      Delete
  13. Keren, Ms. Paling seneng kalo baca cerita yang happy ending. Enggak bikin gondok ��

    ReplyDelete
Mohon berkomentar dengan bijak. Berkomentar menggunakan link hidup otomatis akan di hapus. Terima kasih ^_^